Sedekah

Filed Under: Label:

Hari ini saya akan memulai blog dengan cerita.

Pernah beberapa hari, saya merasa sangat kesulitan. Aktifitas sehari-hari seperti terhambat karena financial. Masih ditambah lagi ada perbedaan pendapat (aku gak mau dibilang bertengkar) dengan keluarga yang menjadikan tambah sumpek.

Hari ini, sepulang sekolah, pintu rumah saya biarkan terbuka. Tanpa saya sadari, ada pengemis yang datang kerumah. Karena tidak ada uang, saya ambilkan buah mangga yang ada. Dia berterimakasih berkali-kali sambil minta minum air putih karena kehausan. Aku menyuruhnya masuk, dan kuambilkan air putih. (Bagi yang kenyang, apa enaknya buah mangga).

Saya hanya tidak ingin membiarkannya pergi, tanpa memberikan apapun. Teringat yang disabdakan oleh Rasulullah SAW, rahasia kehidupan adalah memberi: “Tangan yang di atas lebih mulia daripada tangan yang di bawah.”. Maka Kontribusi sosial menjadi ukuran dari lurusnya komitmen dan integritas individual kita (_Indahnya berbisnis dengan Tuhan_).

(Ah, terlalu berlebihan jika aku mengusung hadits…Mohon maaf bu, aku hanya mempunyai buah mangga saja, belum ada makanan untukmu. Ada uang disaku 50.000 aku masih erat menggenggamnya, tidak kubagikan untukmu)

“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?” . (QS. Al-Munafiquun (63):10).

Kita sering diingatkan oleh Rasulullah, bahwa hidup ini hanyalah transit. Akan terputus semua yang kita miliki dan apa saja yang kita amalkan, kecuali beberapa hal yang sudah digaransi Allah akan menjadi penolong di dalam kubur dan hari kiamat, salah satunya adalah sedekah.

”Jika anak adam meninggal dunia, maka terputuslah semua amalannya, kecuali tiga perkara, sodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoa’aknnya”. (HR Muslim)

Secara logika, 10 diambil 10 menjadi nol, tapi dalam logika bersedekah 10 diambil sepuluh menjadi seratus. “Harta tidak akan berkurang karena sedekah, dan Allah tidak menambah hamba yang pemaaf kecuali kemuliaan, tidaklah seseorang yang berlaku tawadhu karena Allah, melainkan Dia akan meninggikannya”. (HR. Muslim)

Pengalaman telah memberikan pengertian kepada saya, bahwa dengan bersedekah atau memberi kepada orang lain (walaupun kadang terasa sanagt menyusahkan), kalau kita berbesar hati dengan selalu baik sangka, akan banyak kemudahan hidup yang datang pada waktu yang tepat (disaat paling menyedihkan, dimana tidak ada siapapun yang bisa memahami kita).

Sesungguhnya, sedekah yang telah dikeluarkan akan memberikan balasan sesuai niat dan tujuan hati. Bahkan pemberian pada binatang pun seperti misalnya kucing, dengan niat hati yang tulus maka pemberian itu tidak pernah sia-sia. Harta yang semula tak seberapa tidak pernah berkurang bahkan selalu bertambah. Jangan pernah ragu. Karena di dalam harta kita terdapat hak orang lain.

Sudah tak terhitung berkali kali Allah memberikan balasan berlipat lipat atas pemberian tak seberapa, namun Janji-Nya tak akan pernah lalai kepada kita, walau kadang kita sering melupakannya.

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”. (QS. Al-Baqarah(2):245).

“Kitab(Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Al-Baqorooh (2): 2-4).

Jika kita banyak memberi, maka kita akan banyak menerima, entah berupa tutur kata yang baik, sopan santun, cinta, rasa hormat, kepercayaan, kasih sayang, uang atau hanya sekedar senyum. Semakin banyak yang kita berikan maka semakin banyak yang kita terima. Ini sunnatullah. Kita menyebutnya hukum alam.

Tetapi yang ada beberapa hal yang sulit, bila kita tidak segera memulainya. Hitungan matematis kehidupan, kadang sepenuhnya kita andalkan. Padahal ada tangan Tuhan yang bermain, yang sering terlupakan

Betapa sulitnya memberi orang yang tidak pernah memberi kepada kita atau bahkan yang selalu menyakiti kita Padahal sudah jelas, Allah akan memberikan balasan sepuluh kali lipat kebaikan. Bukan lagi otak yang berkata, tapi perasaan benci, dendam dan pengin membalas.

Adakah keberuntungan itu? Sesungguhnya tidak ada kejadian apapun dimuka bumi ini yang tidak mengandung pelajaran.

Bukan hanya harta, pasangan membutuhkan banyak perhatian, teman sekerja, tetangga, membutuhkan kebaikan kita, walau sekedar senyuman. Kebaikan terbaik, bukan seadanya, bukan sisa yang kita gunakan.

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (QS. Al-Baqarah (2): 267)

Setelah ibu itu pamit, hatiku merasa tentram, entah kenapa. Saya yakin, itu salah satu berkah yang langsung diberikan Allah. Hati gundahku karena tinggal ada uang 50.000 mengauap entah kemana. Maha Suci Allah yang Maha Tinggi.


edit post